Berita Internasional Terkini Perihal Perang di Yaman
Tentara anak-anak dari Darfur Sudan telah berperang atas nama Arab Saudi dan sekutunya di garis depan perang di Yaman, dengan uang sebagai motif tunggal mereka. berita internasional terkini melaporkan bahwa Saudi telah menggunakan kekayaan minyak mereka yang sangat besar untuk melakukan outsourcing perang, terutama dengan mempekerjakan korban selamat dari konflik Darfur untuk beroperasi di Yaman, banyak dari mereka anak-anak. Sehingga berita ini sampai ke publik berkat media berita online matamatapolitik.com. Mengutip beberapa tentara bayaran dan anggota parlemen Sudan, laporan itu mengatakan bahwa hingga 14.000 militan Sudan telah berperang di Yaman bersama dengan pasukan yang didukung oleh Arab Saudi. Sementara setidaknya ratusan dari mereka telah terbunuh sejauh ini.
Menurut laporan itu, hampir semua orang Sudan berasal dari Darfur dan sebagian besar dari mereka adalah anggota Pasukan Pendukung Cepat, sebuah milisi suku yang dituduh melakukan kejahatan perang selama konflik di Darfur. Arab Saudi dan sekutunya meluncurkan agresi militer terhadap Yaman pada Maret 2015, tetapi telah menghadapi perlawanan kuat dari angkatan bersenjata Yaman yang dipimpin oleh para pejuang Houthi. Perang Saudi telah menewaskan puluhan ribu orang di Yaman dan membawa negara miskin itu ke ambang kelaparan. Di tempat lain, laporan itu mengatakan bahwa pengawas Saudi atau UEA memerintahkan gerilyawan Sudan melalui sistem radio dan GPS yang dikendalikan dari jarak jauh dalam upaya menjaga jarak aman dari garis pertempuran.
Saudi memberi tahu kami apa yang harus dilakukan melalui telepon dan perangkat komunikasi, kata Mohamed Suleiman al-Fadil. Seorang mantan militan Sudan berusia 28 tahun, menambahkan bahwa mereka tidak pernah berperang dengan kami. Gerakan Houthi mengutuk Sudan karena berusaha mempertahankan dan bahkan meningkatkan pasukannya dalam koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi yang berperang di Yaman. Dia juga menyoroti ketidakmampuan Saudi untuk berperang melawan orang-orang Houthi, dan berkata: Tanpa kita, orang-orang Houthi akan sepakat untuk seluruh Arab Saudi, termasuk Mekah. Saudi memanggil kami melalui telepon dan kemudian pergi,
Kata Ahmed yang bertempur di dekat kota pelabuhan Hudaydah di Yaman. Mereka memperlakukan orang Sudan seperti kayu bakar mereka. Laporan itu juga mencatat bahwa beberapa keluarga Sudan bahkan menyuap petugas militan untuk membiarkan anak-anak remaja mereka pergi berperang. Abdul Raheem 32 tahun, mengatakan tahun lalu keluarganya membayar seorang pemimpin militan lokal dengan suap senilai $ 1.360 sehingga seorang kakak lelaki bisa pergi ke Yaman. Itulha konflik perang di yaman yang melibatkan anak-anak dengan tujuan mendapatkan uang, sehingga kejadian ini menjadi sorotan berita internasional terkini, untuk mendapatkan berita-berita internasional yang seperti ini bisa kalian akses di matamatapolitik.com.